Sunday, 27 January 2019

Ilmu makrifat

Keponakan yg pertama ini lahir 15 Jan 1994, dan meninggal 18 Jan 2013, dalam usia 19 thn, ketika sedang menimba ilmu di UIN Jakarta & Darus Sunnah.
Ini Tulisan Terakhirnya :

ANTARA ILMU & MAKRIFAT

Ketika kita mendengar antara ilmu dan makrifat . dari dua itu ada perbedaannya : “ilmu mengenalkan kita tentang Allah sedangkan makrifat mengantarkan kita kepada-Nya”. Mungkin banyak  yang penasaran dimana beda ilmu dan makrifat padahal buku-buku tentang tasawuf/tarekat banyak membahas masalah makrifat sebagai ilmu dan bahkan ada buku dengan judul “ilmu makrifat” atau “Pengantar ilmu makrifat”.

Untuk lebih mudah memahami beda antara makrifat dengan ilmu saya kemukakan beberapa ucapan sahabat dan tokoh sufi. Saidina Ali ketika ditanya tentang makrifat, Beliau berkata, “Aku mengenal Allah dengan Allah dan aku mengenal selain Allah dengan cahaya-Nya”. Abu Yazid berkata, “tidak ada keraguan sedikitpun dalam hatiku tentang Allah”.

Makrifat berdasarkan ucapan diatas adalah pengalaman seorang hamba ketika berjumpa dengan Tuhannya. Makrifat khusus tentang bagaimana cara berhubungan dengan Allah dan orang yang telah mencapai tahap makrifat disebut dengan ‘Arif. Dalam keseharian kita sering mendengar istilah ‘Arif yang digabungkan dengan kata “bijaksana” sehingga menjadi Arif Bijaksana walaupun orang yang disebut Arif Bijaksana tersebut belum tentu benar-benar telah mencapai tahap makrifat.

Di dalam Kasful Mahjub kitab tasawuf klasik karya Imam Al-Qusyairi dijelaskan bahwa syarat untuk mencapai makrifat itu bukan pandai atau luas pengetahuannya karena kalau itu sebagai syarat maka semakin pandai seseorang maka semakin dia bermakrifat kepada Allah, kenyataan semakin pandai manusia semakin dia bingung dengan keberadaan Tuhan. Ilmu diperoleh dari panca indera sedangkan makrifat diperoleh lewat Qalbu (hati).
Makrifat tidak diperoleh dengan membaca dan mendengar, itulah sebabnya walaupun belajar banyak dari buku-buku tasawuf atau mengambil jurusan master tasawuf di universitas tidak akan menjamin untuk mencapai tahap makrifat.

Pengetahuan tasawuf yang membahas tentang makrifat yang merupakan pengalaman dari Para Guru Sufi hanya bisa menjelaskan kita tentang apa itu makrifat tapi tidak akan pernah bisa membawa kita kepada pengalaman bermakrifat.

Makrifat adalah kondisi dimana seorang hamba sangat dekat dan akrab dengan Tuhannya tanpa keraguan sedikitpun yang sedang disembah dan sedang dipuja tersebut adalah Allah bukan yang lainnya, bukan sajadah atau dinding mesjid dan bukan pula ka’bah. Bahkan Imam Junaidi Al-Baghdadi ketika ditanya apakah Beliau melihat Tuhan yang disembah dalam ibadah, Beliau menjawab, “Kami tidak menyembah Tuhan yang tidak kami lihat”.

Pengalaman-pengalaman ruhani para sufi hanya bisa dicapai lewat mujahadah, berperang melawan diri sendiri, melawan setan yang bersemayam dalam dada setiap manusia tanpa kecuali. Mujahadah berupa zikir, puasa dan berbagai kegiatan yang bersifat ubudiyah kepada Allah, lewat itulah Allah berkenan memberikan karunia berupa Makrifat yaitu mengenal Dzat Allah yang Maha Agung. Jadi makrifat itu bukan hasil pencarian tapi merupakan karunia dari Allah SWT.

Sebelum mencapai tahap makrifat, seorang salik (murid penempuh jalan kepada Tuhan) terlebih dahulu mengenal dan mahir dengan Muraqabah, sehingga dia sangat mudah mengenal yang mana malaikat dan yang mana pula setan. Dia akan mudah mendeteksi bisikan-bisikan halus yang menyusup ke dalam dada dan pikiran manusia, bisikan setan atau bisikan malaikat, godaan iblis atau ilham dari Allah.

Banyak orang terjebak di alam rohani, menuntut ilmu hanya dengan membaca atau melakukan ritual tanpa bimbingan sehingga dia merasa sudah mencapai tahap makrifat. Dengan bangga kemudian meneriakkan apa yang diteriakkan tokoh sufi, karena merasa suci kemudian meninggalkan ibadah-ibadah yang sudah jelas-jelas di wajibkan oleh agama. Di zaman sekarang kita semakin sulit membedakan antara Hamba Allah atau Hamba Setan, ulama yang merupakan pembawa cahaya Allah atau dukun sebagai duta setan karena keduanya sudah bercampur aduk. Seorang dukun pun sangat mahir dalam berbicara tentang makrifat dan seolah-olah dia telah mencapai tahap makrifat, padahal apa yang disampaikan hanya sekedar teori dan hasil dari bacaan di buku-buku gaib. Karena itu Abu Yazid al-Bistami mengingatkan kita semua lewat ucapan Beliau, “Barangsiapa yang menuntut ilmu Tanpa Syekh (Guru) maka wajib setan Syekh (Guru) nya”.

Sulit memang membedakan ilmu yang benar dan ilmu yang keliru karena apa yang kita sebut sebagai ilmu benar itu bisa jadi keliru. Standar untuk mengukur apakah ilmu yang kita pelajari itu sah atau tidak bukan pada bentuk ilmunya. Semua orang mengklaim memperoleh ilmu dari Al-Qur’an dan Hadist. Sah atau tidaknya tergantung kepada Guru Mursyid tempat dia memperoleh ilmu tersebut. Dalam dunia tarekat Silsilah atau Rantai Emas yang merupakan menyambung antara Guru satu dengan Guru sebelumnya sampai kepada Rasulullah SAW adalah alat pengukur apakah ilmu yang diajarkan itu sah atau tidak. Kalau ilmu yang diperoleh dari Guru yang Silsilah Keguruannya tidak bersambung kepada Rasulullah SAW maka ilmu tersebut wajib diragukan keasliannya.

Seorang Guru Mursyid akan mengajarkan ilmu kepada para murid baik syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat dalam satu paket sebagai warisan dari Rasulullah SAW. Hadist yang disampaikan Guru Mursyid benar-benar dijamin keasliannya karena memang disampaikan lewat jalur yang sah, jalur yang bersambung yang terjamin keasliannya. Seluruh ajaran Guru Mursyid tidak akan terlepas dari apa yang di firmankan oleh Allah SWT dan apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW tidak berubah dan tidak akan diubah sampai akhir zaman.
Satu hal yang harus diingat bahwa yang langka di dunia ini bukan ilmu berhubungan dengan Allah, bukan ilmu tarekat, bukan juga ilmu syariat karena semua ilmu itu bisa diperoleh dimana saja, di buku, pesantren, universitas Islam, yang langka adalah Guru Mursyidnya, Grand Masternya yang menumpahkan ilmu lewat dada Beliau kepada para murid dimana saja si murid berada dan kapan saja. Ilmu yang ditumpahkan lewat dada ini lah yang benar-benar murni berasal dari Rasulullah SAW. Ucapan Nabi, “Tidak ada yang tersisa di dadaku ini kecuali aku tumpahkan ke dada Abu Bakar.”

Hamzah paman Nabi ingin sekali belajar Al-Qur’an dan ingin sekali paham tentang Al-Qur’an. Ketika Hamzah mengemukakan keinginannya kepada Nabi, kemudian Nabi memeluk paman Beliau dan sejak saat itu Hamzah langsung paham tentang Al-Qur’an. Nabi telah mentransfer Nur Al-Qur’an yang murni dari dada Beliau kepada dada paman Beliau.

Akhirnya kita selalu bersyukur kepada Allah SWT karena Allah dengan Rahman dan Rahimnya berkenan memperkenalkan kepada kita Auliya-Nya, Kekasih-Nya yang lewat Kakasih-Nya itu kita dibawa berkenalan dengan Allah SWT yang Maha Agung dan Maha Suci sehingga ibadah yang kita lakukan benar-benar tanpa keraguan sedikitpun.

Mudah-mudahan tulisan singkat ini bisa bermanfaat untuk kita semua, Amin ya Rabbal ‘Alamin!

(Abdul Wahid Taufiqurrohman, 05 Jan 2013)
** in memoriam...

Status dari sahabat !

Friday, 25 January 2019

Marah

KAU MARAH DAN MEMBENTAK ANAKMU?

Ketika ia minta ditemani tidur, padahal tubuhmu sudah lelah, dan engkau tau bahwa ia bisa tidur sendiri. Lalu, rengekkannya menaikan emosi, maka tanpa terkontrol lagi, keluarlah suara tinggi, membentak, dan atau sikap yang tidak menyenangkan lainnya.

Ia pun terdiam. Kaget. Tapi, sebetulnya lebih dari itu, hati kecilnya terluka.

Ia lalu dengan patuhnya naik sendiri ke atas tempat tidur, memeluk guling, menghadap dinding, dan berusaha menenangkan hati yang terluka dan meminimalisir rasa sedih.

Sebetulnya, ia hanya ingin bersamamu. Hanya tidak tahu bagaimana memintanya dengan cara menyenangkan. Ia hanya ingin dekat denganmu, karena hanya bau tubuhmu yang memberikannya kenyamanan. Sayangnya, otak kecilnya belum cukup bersambungan untuk mengerti, bahwa.. engkau sudah letih,lelah, capek... dengan segala aktifitasmu yang dimulai bahkan sebelum matahari menunjukkan dirinya. Ia belum paham.

Maka dalam sedihnya, menghadap dinding, ia pun perlahan terlelap.

Perlahan tapi pasti, rasa sedih dan menyesal itu menyelinap perlahan kedalam hatimu. Engkau sadar, reaksimu tadi berlebihan. Teriak tadi terlalu kencang, atau apapun itu, yang membuat hati kecil buah hatimu terluka, sebetulnya tidak perlu segitunya.

Lalu, dengan dada yang penuh sesak dengan penyesalan.. engkau berbalik dan memandang tubuh dan wajah kecilnya yang sudah terlelap karena sedih tadi. Engkau ciumi wajah itu, terkadang menetes airmata tanpa terasa. Kau ciumi tangan mungil itu. Memohon maaf padanya, saat ia tidak sadar akan kehadiranmu disitu.

Sudah berapa kali seperti ini saudara lakukan?

Akan berapa kali lagi?

Kenapa emosi susah sekali dikontrol, terutama ketika sedang letih atau mengantuk yang luar biasa? Atau ketika melihat rumah yang tak kunjung rapi? Daftar kerjaan yang seakan tidak berkurang sejak pagi?

Lalu menyesal dan mengulangi lagi.

Mungkin esok bukan milik kita lagi.
Anak kecil itu milik Tuhan, yang dititipkan ke tanganmu, untuk kau jaga sementara waktu. Diciptakan oleh NYA, agar ia sepenuhnya bergantung padamu diusianya yang sekecil
ini. Mengapa sulit untuk dimengerti ketika lelah melanda, bahwa ia tidak memiliki perasaan apapun terhadapmu, kecuali rasa CINTA.

Yang masih ia pelajari cara untuk mengungkapkannya dengan segala sikap, suara, bentuk dan rasa. Ia hanya ingin dekat denganmu, itu saja! Setiap waktu. Selalu.

Oleh sebab itu, jika semua perasaan lelah, letih, putus asa, ngantuk, kesal sedang melandamu, lalu ia datang padamu dengan keinginan tubuh kecilnya yang sebetulnya tidak seberapa itu... tarik nafas, katakan Tuhan terima kasih, senyum dan menunduk lah. Tatap matanya dan perhatikan keinginannya. Jika engkau belum bisa memenuhinya sekarang, senyum.. jawab baik-baik.

Saya percaya perlahan ia akan mengerti, bahwa penolakanmu bukan berarti kau tidak mencintainya, hanya penundaan sementara. Perlahan ia akan mengerti dan belajar untuk melakukan itu sendiri, tanpa bantuanmu dan pendampingamu lagi.

Perlahan.. ia akan melepaskan genggamanmu.. dan kuat bangun dan berjalan sendiri.

Perlahan..

Sabarlah wahai ayah-ayah dan ibu-ibu, ingatlah rengekannya hanyalah ungkapan sayangnya padamu. Betapa ia tidak bosan mengharapmu senantiasa disisi. Sabarlah bapak dab ibu... ada waktunya nanti, tidur bapak dan ibu tidak terganggu lagi, rumah akan senantiasa bersih.

Tapi untuk sekarang bapak dan ibu, hadapilah tangisan, rengekkan dengan : tarikan nafas, senyum, dan merendahkan tubuhmu setara dengan pandangan matanya.. senyum dan pandanglah ia. Buah hatimu tidak akan sekecil itu selamanya.

Smile ayah and mama.. those little angels, they only have ❤️ for you.

#SelfReminder

CP, RahasiaParenting
Ps. Philip Yowei

Thursday, 24 January 2019

Al Quran

AL QURAN YANG TAK PERNAH HAFAL

Seorang anak mengamati bagaimana ayahnya rajin membaca alQur'an namun tak kunjung hafal selain alfatihah dan surat-surat pendek. Ia lalu berkata pada ayahnya, "Wahai ayah, engkau rajin membaca alQuran namun tak kunjung engkau hafal selain sedikit. Lalu apa gunanya buatmu?"

Ayahnya menjawab, "Ada gunanya. Permisalan bacaanku ini seperti jika engkau mengambil air laut dengan keranjang bambu."

"Bagaimana bisa? Tentu airnya akan keluar celah keranjang." Sangkal anaknya.

"Kalau engkau benar ingin tahu coba lakukan saja." Jawab ayahnya.

Maka si anak mengambil keranjang bambu yang biasa mereka gunakan menampung arang untuk mengambil air laut. Berkali-kali ia mencoba mengambil tapi sia-sia, airnya selalu menerobos celah-celah keranjang bambu.

Pada akhirnya si anak menyerah karena lelah, ia protes pada ayahnya, "Sungguh ini pekerjaan sia-sia. Tidak ada gunanya, yah."

"Tidak," jawab ayahnya, "Engkau memang tidak bisa mengambil air laut, tapi coba lihat keranjang bambu itu."

Si anak melihat dan ia baru menyadari kalau keranjang itu kini bersih tanpa ada bekas hitam dari arang.

"Adakah kau lihat sedikit saja warna hitam bekas arangnya?" Tanya sang ayah.

"Tidak ada. Sudah bersih." Jawab si anak.

"Seperti itulah, aku memang tidak mampu menampung alQuran dalam kepalaku, namun alQuran telah membersihkan hatiku." Nasehat sang ayah.

Rajinlah membaca alQur'an meski belum mampu menghafalnya. Lalu berusahalah mengerti artinya.

#alquran #yukngaji #yukbacaalquran #yukbacaquran# yukhafalquran

Windows Tombol

JANGAN SANGKA TOMBOL WINDOWS ITU TIDAK BISA APA-APA .. COBA KALIAN PELAJARI DIBAWAH INI !!

1. Kalau kamu mau meninggalkan mejamu sebentar, kamu bisa menekan tombol Windows dan tahan kemudian tekan L, dengan begini layar kamu akan terkunci dengan sendirinya, tidak perlu khawatir ada yang menyalahgunakan komputermu.

2. Ketika mau cari dokumen, orang biasa akan membuka "my computer". Bagi professional, dia akan menekan tombol windows+E, dan kamu akan langsung masuk ke PC Manager.

3. Bos kamu datang ketika kamu main game! Bagaimana? Jangan gegabah! Langsung tekan windows+D, kamu akan langsung masuk ke dekstopmu!

4. Trik – trik yang mewah, tekan windows +tab, layar kamu akan terganti menjadi 3D

5. Alat perekam di dalam windows. Tekan saja windows+R dan ketik psr.exe, setelah itu kamu bisa langsung memulai rekaman.

6. Windows +R dan masukan osk, layar kamu akan muncul keyboard virtual!

7. Gambar / tulisan di layar terlalu kecil, tekan windows ditambah "+" atau"-" ,dan kaca pembesar akan muncul di layar, kamu bisa memperbesar atau memperkecil gambar di layar!

8. Sekarang ini computer kita banyak program, contohnya ID, dan kita akan membuka banyak halaman di browser kita. Dengan ctrl+Tab, kamu bisa menukar halaman di browsermu. Dan tekan ctrl+w, kamu bisa langsung menutup halaman yang sedang dibuka.

9. Ctrl+Esc memunculkan layar Start

10. alt+space+c menutup halaman yang sedang dibuka.

Semoga Bermanfaat.