Friday, 29 May 2020

Sejarah Yang Tertukar

✔️ MELURUSKAN SEJARAH. (Dibaca perlahan sambil diambil ibrohnya. 
Bisa sependapat namun silahkan juga berbeda pendapat. Tidak perlu menyatakan benar atau menyatakan salah. Sekedar sebagai masukan dan sama2 di simak.

Semoga Allah memudahkan kita semua untuk terus menerus mau belajar dan membuka hati pada ilmu dan kebenaran Islam, aamiin). 1. Nama asli Pattimura bukan Thomas Mattulessy tetapi yang benar adalah Ahmad Lussy dan beliau seorang muslim yang taat. Nama thomas dibuat menggantikan ahmad untuk mengaburkan fakta sejarah islam di Maluku.

2. Yang berhak untuk mendapatkan pahlawan emansipasi wanita seharusnya bukan Kartini. Akan tetapi sepatutnya diberikan kepada Malahayati, wanita pertama yang menjadi Laksamana/panglima angkatan laut di Indonesia bahkan dunia. 
3. Cut Nyak Din merupakan muslimah yang taat dalam berhijab, bukan seperti yang tergambar dalam dokumen pahlawan nasional yang ditampilkan dengan menanggalkan hijabnya.

4. Pendidikan modern di Indonesia dimulai jauh sebelum keberadaan Taman Siswa yang dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara, yakni dimulai dari Sumatera Thawalib, sehingga hari pendidikan nasional seharusnya didasarkan pada sejarah Sumatera Thawalib.

5. Boedi Oetomo bukan organisasi nasionalis tetapi organisasi primordial yang diperuntukkan bagi kaum priyayi atau ningrat dan bahasa yang digunakan dalam BO adalah bahasa belanda dan organisasi ini proBelanda. Seharusnya yang dijadikan tonggak kebangkitan nasional adalah Sarikat Dagang Islam yang memperjuangkan islam raya dan indonesia raya. Organisasi ini menjadikan bahasa indonesia sebagai bahasa resmi organisasi dan bersikap anti penjajah. Dalam perkembangannya SDI menjadi Sarikat Islam yang merupakan partai pertama kali di Indonesia.

6. SM Kartosuwiryo bukanlah seorang pemberontak RI, karena berdasarkan perjanjian Renville wilayah RI hanya Jawa Tengah, Jogjakarta dan Sumatera. Sedangkan Kartosuwiryo memproklamasikan Negara Islam Indonesia di wilayah kekuasaan Belanda.