Warna Warni
1. Ahklaq dan Adab
Menyambung postingan sebelumnya, kedua kata itu jelas beda. Tapi maknanya sering tersamar.
Ahklaq berdasar pada fiqh. Adab belum tentu. Ahklaq lahir dari ibadah. Adab lahir dari tarbiyah.
Jika makna ahklaq tersamar dan nyaris diassimilasi oleh adab, maka lahirlah pemikiran humanistik, menuhankan nilai nilai universal. Berdasar hati nurani dan mengenyampingkan fiqh. Muncul paham bahwa agama itu sama, berdalil toleransi karena yang penting adalah "kebaikan"
2. Ibadah dan Adat
Tentu saja kedua kata ini berbeda, dan tak bisa dibandingkan. Tapi untuk mengejar makna yang benar, disandingkan dua kata itu agar jelas porsi masing masing. Bukan untuk disejajarkan.
Ibadah adalah tata cara dalam menghambakan diri pada tuhan dalam ranah agama, dengan segala aturan dan urusan yang telah diatur.
Agama adalah aturan kehidupan yang ada tuhannya, ada nabinya dan ada kitab sucinya.
Adat tidak. Adat hanya kebiasaan menjadi budaya dalam sistem sosial.
Tapi, ada di beberapa budaya seperti di Minangkabau adatnya mengadopsi beberapa substansi dari agama. Sehingga adatnya bersendi pada agama dan bermuara pada Quran. Ini terjadi melalui proses yang panjang.
Dikutip dari Atsar, dari Abdullah Bin Mas'ud dirawikan oleh HR Ahmad :
"Segala sesuatu yang dianggap baik oleh kaum muslimin, maka menurut Allah hal itu adalah baik pula"
Dikutip lagi opini Al Habib Sayid Muhammad bin 'Alawi Al Maliki, seorang ulama kontemporer lahir dan wafat di Makkah. Berdarah Quraishy dan keturunan Rasulullah, dalam bukunya "Mafahim Yajibu An Tushahhah" di mana beliau mengemukakan :
"Al 'Adatu Muhakkamah"
Intinya, sepanjang adat tidak menentang atau berseberangan dengan fiqh, maka itu adalah kebenaran.
Perlu dianalisis. Apabila kurang analisis maka cenderung muncul "ahli bid'ah"
Ahli bid'ah itu bisa saja orang yang suka membid'ahkan orang lain, atau orang yang membuat buat atau mengada ngadakan hal baru dalam urusan agama.
Budaya "malamang" atau "mauludan" tersebar menjadi tradisi. Timbul ungkapan baru untuk menyalahkan ini, karena tidak dilakukan Nabi,
Bahwa kalau memang itu baik, kenapa tak dari dulu dilakukan orang?
Di sini lah sesatnya cara berakal dalam beragama.
Karena jika suatu urusan budaya, atau adat yang tidak dilakukan nabi atau sahabat atau generasi setelahnya, bukan berarti urusan itu tidak baik. Kecuali urusan dalam ibadah. Pastilah harga mati.
Agama tidak sama dengan budaya.
Dan Ibadah berbeda dengan Adat.
Kendati ada kemiripan atau saling "berasimilasi" tapi pada hal yang tauhid dan prinsip ibadah tentu tegas bedanya.
Sekali lagi agama memang untuk orang berakal tapi agama bukan berasal dari akal. Akan melahirkan budaya dan ide serta pemahaman. Akal yang sesat digunakan maka idenya pun sesat.
Orang bisa tak bertuhan, jika mengakali agama. Dan menuhankan akal atau hasil kreasi dari akal itu sendiri. Padahal agama adalah nasehat, agama adalah untuk orang berakal, dan agama itu jalan menuju keselamatan dunia dan akhirat.
3. Mazhab dengan Manhaj
Sering diartikan mazhab adalah pilihan dalam mencapai kebenaran sesuai Quran dan Sunnah. Sementara manhaj adalah jalan atau cara yang satu satunya mencapai kebenaran dari Quran dan Sunnah.
Menurut saya, mazhab dan manhaj sama sama sebuah metode. Kalau dipilah lagi, agaknya mazhab adalah alternatif dalam memilih untuk sampai pada manhaj.
Bisa jadi budaya suatu kaum memegang satu mazhab, dan hiduplah seseorang di dalam kaum itu dengab mazhab yang lain. Maka sebenarnya dalam manhaj mereka tetap satu.
Yang saya maksud adalah 4 mazhab dalam sunni.
Save here.
Just for remind me.
Padang 17 Feb 20
1. Ahklaq dan Adab
Menyambung postingan sebelumnya, kedua kata itu jelas beda. Tapi maknanya sering tersamar.
Ahklaq berdasar pada fiqh. Adab belum tentu. Ahklaq lahir dari ibadah. Adab lahir dari tarbiyah.
Jika makna ahklaq tersamar dan nyaris diassimilasi oleh adab, maka lahirlah pemikiran humanistik, menuhankan nilai nilai universal. Berdasar hati nurani dan mengenyampingkan fiqh. Muncul paham bahwa agama itu sama, berdalil toleransi karena yang penting adalah "kebaikan"
2. Ibadah dan Adat
Tentu saja kedua kata ini berbeda, dan tak bisa dibandingkan. Tapi untuk mengejar makna yang benar, disandingkan dua kata itu agar jelas porsi masing masing. Bukan untuk disejajarkan.
Ibadah adalah tata cara dalam menghambakan diri pada tuhan dalam ranah agama, dengan segala aturan dan urusan yang telah diatur.
Agama adalah aturan kehidupan yang ada tuhannya, ada nabinya dan ada kitab sucinya.
Adat tidak. Adat hanya kebiasaan menjadi budaya dalam sistem sosial.
Tapi, ada di beberapa budaya seperti di Minangkabau adatnya mengadopsi beberapa substansi dari agama. Sehingga adatnya bersendi pada agama dan bermuara pada Quran. Ini terjadi melalui proses yang panjang.
Dikutip dari Atsar, dari Abdullah Bin Mas'ud dirawikan oleh HR Ahmad :
"Segala sesuatu yang dianggap baik oleh kaum muslimin, maka menurut Allah hal itu adalah baik pula"
Dikutip lagi opini Al Habib Sayid Muhammad bin 'Alawi Al Maliki, seorang ulama kontemporer lahir dan wafat di Makkah. Berdarah Quraishy dan keturunan Rasulullah, dalam bukunya "Mafahim Yajibu An Tushahhah" di mana beliau mengemukakan :
"Al 'Adatu Muhakkamah"
Intinya, sepanjang adat tidak menentang atau berseberangan dengan fiqh, maka itu adalah kebenaran.
Perlu dianalisis. Apabila kurang analisis maka cenderung muncul "ahli bid'ah"
Ahli bid'ah itu bisa saja orang yang suka membid'ahkan orang lain, atau orang yang membuat buat atau mengada ngadakan hal baru dalam urusan agama.
Budaya "malamang" atau "mauludan" tersebar menjadi tradisi. Timbul ungkapan baru untuk menyalahkan ini, karena tidak dilakukan Nabi,
Bahwa kalau memang itu baik, kenapa tak dari dulu dilakukan orang?
Di sini lah sesatnya cara berakal dalam beragama.
Karena jika suatu urusan budaya, atau adat yang tidak dilakukan nabi atau sahabat atau generasi setelahnya, bukan berarti urusan itu tidak baik. Kecuali urusan dalam ibadah. Pastilah harga mati.
Agama tidak sama dengan budaya.
Dan Ibadah berbeda dengan Adat.
Kendati ada kemiripan atau saling "berasimilasi" tapi pada hal yang tauhid dan prinsip ibadah tentu tegas bedanya.
Sekali lagi agama memang untuk orang berakal tapi agama bukan berasal dari akal. Akan melahirkan budaya dan ide serta pemahaman. Akal yang sesat digunakan maka idenya pun sesat.
Orang bisa tak bertuhan, jika mengakali agama. Dan menuhankan akal atau hasil kreasi dari akal itu sendiri. Padahal agama adalah nasehat, agama adalah untuk orang berakal, dan agama itu jalan menuju keselamatan dunia dan akhirat.
3. Mazhab dengan Manhaj
Sering diartikan mazhab adalah pilihan dalam mencapai kebenaran sesuai Quran dan Sunnah. Sementara manhaj adalah jalan atau cara yang satu satunya mencapai kebenaran dari Quran dan Sunnah.
Menurut saya, mazhab dan manhaj sama sama sebuah metode. Kalau dipilah lagi, agaknya mazhab adalah alternatif dalam memilih untuk sampai pada manhaj.
Bisa jadi budaya suatu kaum memegang satu mazhab, dan hiduplah seseorang di dalam kaum itu dengab mazhab yang lain. Maka sebenarnya dalam manhaj mereka tetap satu.
Yang saya maksud adalah 4 mazhab dalam sunni.
Save here.
Just for remind me.
Padang 17 Feb 20
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan anda