Friday, 14 February 2020

Hari Kiamat

Hanya pandangan ilmu Methafisika dan ilmu Hikmah

*KAPAN HARI KIAMAT?*

Oleh: Irsyad Syafar

Belakangan ini semakin marak kajian yang membahas tentang akhir zaman. Ini adalah hal yang positif untuk mencerahkan umat agar senantiasa sadar dan bersiap diri dengan amalan yang sebanyak-banyaknya. Sebab, semua kita hanyalah sementara di dunia ini. Cepat atau lambat kita pasti akan berpindah ke kampung akhirat yang abadi.

Namun dibalik itu, saya melihat dari kajian-kajian tersebut ada hal-hal yang kurang tepat, bahkan sudah melampaui batas dan berpotensi jatuh kepada kesalahan dan penyimpangan. Sehingga saya punya beberapa catatan sebagai tadzkirah (peringatan) bagi saya sendiri dan juga bagi kaum muslimin. Apalagi memang sudah banyak juga yang bertanya kepada saya, baik pertanyaan langsung ataupun melalui group media sosial.

Catatan pertama, sudah sangat jelas dan tegas Allah SWT menyatakan bahwa tentang kapan waktu terjadinya hari kiamat itu hanyalah Dia saja yang tahu. Tidak ada satupun manusia yang tahu tentang itu. Termasuk Rasulullah SAW sendiri. Allah Ta'alaa berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: "Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS Al A'raf: 187).

Penegasan Allah SWT yang berulang dua kali dalam satu ayat ini tentang "ilmu" kapan hari kiamat, menunjukkan hal ini tidak dapat ditawar-tawar lagi dengan argumen apapun. Maka, bila ada manusia yang berani mendefenisikan waktu hari kiamat, atau memprediksikan umur jagad raya ini, sesungguhnya dia telah menyelisihi Al Quran. Dan dia telah berbicara sesuatu yang tidak dia "ilmui". Allah SWT menegur perilaku semacam ini:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

Artinya: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS Al Isra: 36).

Catatan kedua, orang yang memberanikan diri menyebutkan kapan hari kiamat, atau batas waktunya, sesungguhnya dia telah menyelisihi Rasulullah SAW. Sebab Baginda Nabi dengan statusnya yang ma'shum, selalu bicara berdasarkan wahyu, justru tidak pernah berani mendefenitifkan kapan datangnya hari kiamat. Paling jauh Beliau hanya berani menyebutkan tanda-tandanya saja.

Justru yang menjadi sunnah (tuntunan) Beliau adalah bagaimana kita mempersiapkan diri untuk hari kiamat (akhirat) itu. Bukan mencari-cari (mencocokkan) kapan hari kiamat. Anas bin Malik meriwayatkan:

أن رجلا سأل النبي  صلى الله عليه وسلم  عن الساعة فقال متى الساعة (وفي رواية: فقام النبي  صلى الله عليه وسلم  إلى الصلاة فلما قضى صلاته قال أين السائل عن قيام الساعة فقال الرجل أنا يا رسول الله) قال وماذا أعددت لها قال لا شيء (وفي رواية: ما أعْددْتُ لها من كثِيْرِ صلاةٍ ولا صومٍ ولا صدقةٍ) إلا أني أحب الله ورسوله  صلى الله عليه وسلم    فقال أنت مع من أحببْتَ (وفي رِوَايةٍ: قال أنس: وَنَحنُ كذلك؟ قَال: نعم. فَفَرِحْنَا يَوْمَئِذٍ فَرْحًا شَدِيْدَا) قال أنس فما فرحنا بشيء فرحنا بقول النبي  صلى الله عليه وسلم  أنت مع من أحببت.

Artinya: Sesungguhnya ada seorang Arab Badui bertanya kepada Nabi SAW tentang hari kiamat seraya berkata, “Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat?” (dalam riwayat yang lain: Maka Rasulullah SAW pun shalat, kemudian tatkala beliau selesai dari shalatnya Beliau berkata, “

Mana tadi orang yang bertanya tentang hari kiamat?”, orang itu menjawab, “Saya, ya Rasulullah!" Rasulullah SAW menjawab, “Apakah yang engkau persiapkan untuk menemui hari kiamat?”, ia berkata, “Aku tidak menyiapkan apa-apa (dalam riwayat yang lain: “Aku tidak mempersiapkan diri untuk menemui hari kiamat dengan banyaknya shalat, puasa, dan sedekah, kecuali aku mencintai Allah dan RasulNya”. Rasulullah SAW berkata, “Sesungguhnya engkau bersama dengan orang yang engkau cintai." (HR Bukhari dan Muslim).

Catatan ketiga, menggunakan tanda-tanda kecil hari kiamat, atau peristiwa-peristiwa yang dianggap sebagai tanda kecil, sebagai pertanda hari kiamat sudah dekat, ini juga bukanlah tindakan yang benar. Sesungguhnya tanda-tanda kecil hari kiamat sudah "berserakan" sepanjang 14 abad lebih semenjak lahirnya Rasulullah SAW. Beliau menyatakan bahwa jarak antara Beliau diutus sebagai Nabi dengan hari kiamat hanya bagaikan jarak jari telunjuk dengan jari manis. Sungguh teramat dekat. Tapi sampai saat ini sudah 1400 tahun lebih kiamat itu juga belum terjadi.

Dalam QS Al Qamar ayat 1 dan 2, Allah SWT menyatakan bahwa hari kiamat sudah dekat, dan bulan sudah terbelah. Peristiwa berbelahnya bulan ini telah terjadi saat Rasulullah SAW berada di kota Makkah pada priode pertama dakwah Beliau. Kejadian dahsyat itu disaksikan oleh kaum kafir Quraisy. Setelah kejadian itu, sampai saat ini kiamat juga belum terjadi. Padahal Allah SWT sendiri yang katakan kiamat itu sudah dekat.

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَخْرُجَ نَارٌ مِنْ أَرْضِ الحِجَازِ تُضِيءُ أَعْنَاقَ الإِبِلِ بِبُصْرَى

Artinya: "Kiamat tidak akan terjadi sampai keluar api di tanah Hijaz, yang akan menerangi leher onta di daerah Bushra." (HR. Bukhari & Muslim).

Imam Nawawi menyebutkan bahwa api besar ini sudah terjadi pada tahun 654 H, tidak jauh dari kota Madinah ke arah Timur. Dan peristiwa ini sangat populer sampai ke seantero negeri Syam dan negeri-negeri sekitarnya. Manusia saat itu sangat terkenang dengan peristiwa yang sangat dahsyat tersebut. Api besar itu merupakan letusan besar sebuah gunung berapi di Madinah. Sekarang sudah 8 abad semenjak peristiwa itu, namun kiamat belum juga datang.

Semua peristiwa-peristiwa di atas adalah sebagian dari tanda-tanda kecil hari kiamat. Bila ia muncul, maka tidak otomatis kiamat sangat dekat setelah itu. Begitu juga peristiwa lain saat ini, seperti banyaknya fitnah, gempa bumi, pembunuhan, zina, khamar dan lain-lain, itu juga tanda-tanda kecil. Tidak perlu dicocokkan dengan waktu datangnya hari kiamat. Apalagi dengan "memaksakan" beberapa kejadian kontemporer sebagai bahan acuan kapan hari kiamat, seperti kabut asap yang dikaitkan dengan ad dukhan. Atau peristiwa pembunuhan di Wamena juga sebagai isyarat hari kiamat. Ini tentunya sudah kebablasan.

Catatan keempat, terlalu berani menyebutkan tokoh, seseorang atau nama kerajaan tertentu. Ini sangat berbahaya, karena urusan masa depan  yang belum terjadi adalah urusan ilmu ghaib. Bahkan seluk-beluk berbagai kerajaan di negeri Arab juga "ghaib" bagi banyak pihak. Sebab, informasinya pastilah sangat rahasia dan tidak segamblang yang dibicarakan oleh publik. Info "kirologi" dan "cocoklogi" ini sangatlah naif sebagai rujukan dalam urusan yang sangat pokok dan prinsip dalam Aqidah Islam (rukun Iman). Apalagi juga berpotensi fitnah, sentimen dan saling curiga dalam tubuh umat Islam.

Catatan kelima, sebagian pembahasan akhir zaman ini bersumberkan kepada hadits yang lemah bahkan palsu. Yang riwayatnya kebanyakan diambil dari kitab Al Fitan karya Nu'aim bin Hammad. Kitab ini dinyatakan oleh Imam Adz Dzahabi  tidak boleh dijadikan rujukan karena memuat banyak riwayat yang mungkar. Nu'aim bin Hammad ini, walaupun Beliau adalah salah seorang guru dari Imam Bukhari, akan tapi Imam Bukhari tidak menukilkan hadits shahih dari sang guru kecuali bila ada hadits yang sama melalui jalur lain.

Dan dikalangan ulama hadits, banyak yang menyatakan bahwa riwayat Nu'aim ini tidak bisa dipakai sebagai hujjah. Bahkan Imam Bukhari sendiri, tidak semua hadits yang

Beliau riwayatkan merupakan hadits shahih. Hanya yang terdapat dalam kitab shahihnya saja yang 100% shahih. Adapun yang dalam kitab Beliau yang lain tidaklah semuanya hadits shahih.

Diantara dalil yang lemah atau palsu yang dinukilkan dalam kajian akhir zaman ini adalah tentang umur umat ini tidak lebih dari 1500 tahun. Ini merupakan kesimpulan yang tidak shahih dan sangat tidak punya rujukan yang kuat dan bertentangan dengan realita dan dalil yang lebih kuat. Pada saat ini, umur  umat Islam sudah 1441 tahun plus 13 tahun dakwah Rasulullah SAW di Makkah. Berarti total umat ini sudah berusia 1454 tahun. Sisanya tentu kurang dari 46 tahun lagi akan datang hari kiamat.

Padahal dalam hadits yang shahih riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, bahwa salah satu tanda besar hari kiamat adalah turunnya Nabi Isa dari langit. Dan Beliau akan hidup lagi selama 40 tahun. Baru kemudian wafat dan dishalatkan oleh kaum muslimin. Lalu akan ada tanda-tanda besar kiamat lainnya yang semua berjumlah 10 buah, yang pasti akan memakan waktu dalam kejadiannya. Apakah semua tanda tersebut, mulai dari munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa, keluarnya Yakjuj dan Makjuj sampai munculnya api dari Yaman yang akan menggiring semua manusia, akan tuntas dalam rentang kurang dari 46 tahun ke depan? Allah Yang Maha Tahu.

Juga dalil lemah atau palsu yang disampaikan adalah akan terjadinya suara keras pada bulan Ramadhan pada hari Jumat. Ini juga tidaklah benar. Pertama, riwayatnya tidak bisa dipercaya. Kedua, peristiwanya tidak masuk dalam tanda-tanda besar hari kiamat. Sementara, efek yang terjadi, menurut pantauan saya di beberapa group dan daerah, telah menimbulkan keresahan dan kecemasan yang luar biasa. Ada yang berhenti bekerja, ada yang membuat pengamanan khusus di rumahnya dan lain sebagainya.

Catatan keenam, menjadikan informasi orang kafir atau penelitian Barat sebagai acuan dalam membicarakan akhir zaman. Dalam urusan Aqidah ini kita tidak boleh main-main. Dalil hadits yang zhanni saja sudah diperdebatkan ulama dalam menjadikannya sebagai rujukan dalam urusan Aqidah dan rukun iman. Apalagi hanya informasi orang kafir. Apalagi kalau kemudian dibumbui dengan video-video yang berasal dari film-film buatan Barat. Itu sudah sangat kebablasan.

Dalil-dalil Al Quran yang sudah sangat benar (shahih), jelas (sharih) dan tegas (qath'i) tidak akan bisa dikalahkan dengan hadits yang shahih sekalipun. Apalagi kalau hanya dengan dalil yang lemah, atau palsu atau bahkan hanya pendapat seseorang.

Betapa banyak Ulama besar di Timur-Tengah saat ini yang masih hidup, mulai dari Ulama Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Mesir, Sudan, Al Jazair, Maroko dan lain-lain. Begitu juga lembaga-lembaga Ulama Internasional terpercaya, semisal Lembaga Kibar Ulama Arab Saudi, Al Azhar Asy Syarif, Majelis Tinggi Ulama di Kuwait, Persatuan Ulama-Ulama Dunia, dan lain-lain. Tak satupun orang atau lembaga terpercaya itu yang bicara seberani kajian di Indonesia. Apakah semua info-info itu luput dari pengetahuan mereka? Atau mereka tidak satupun yang tahu dan paham?

Sudah banyak sebelumnya orang-orang yang berani meramal kedatangan hari kiamat, memprediksi tahunnya, dan memberitakan kemunculan Imam Mahdi. Bahkan juga sudah berapa kali Imam Mahdi Imam Mahdi palsu dibaiat. Tapi akhirnya semua itu tidak ada yang benar dan tidak terbukti.

Ini sedikit catatan hamba Allah yang dhaif, semoga bermanfaat. Marilah kita kembali berpegang teguh dengan Al Quran dan As Sunnah, mengikuti petunjuk para Ulama-ulama "muktabar", mengambil fatwa-fatwa yang dihasilkan dari kajian kolektif dari sekumpulan para Ulama yang memang pakar di bidangnya. Menyibukkan diri kita dengan tafaqquh fiddin demi bertambahnya amal shaleh kita, jauh lebih wajib dari mengkaji kapan hari kiamat.

Wallahu A'laa wa A'lam.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda